Pada hari Sabtu tanggal 21 Oktober 2024, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Andalas kembali mengadakan kuliah umum dalam rangkaian Sosiologi Fair 2024 dengan tema "Membangun Generasi Inklusif dalam Menjebatani Masyarakat Multikultural". Acara yang diselenggarakan di Gedung Serbaguna (GSG) Fakultas Hukum Universitas Andalas dihadiri oleh lebih dari 350 peserta, terdiri dari mahasiswa, dosen, dan tenaga pendidikan. Sosiologi Fair merupakan salah satu event terbesar yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Andalas. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap isu-isu sosial serta menumbuhkan minat generasi muda terhadap kajian sosiologi.
Acara dibuka dengan sambutan dari Dekan FISIP, Dr. Jendrius, M.Si, yang menekankan pentingnya tema ini dalam konteks keberagaman Indonesia. Dalam sambutannya, beliau menyatakan bahwa tantangan sosial saat ini mengharuskan kita untuk membangun generasi muda yang mampu memahami dan menghargai perbedaan. Ia berharap kuliah umum ini dapat memberikan wawasan yang lebih dalam tentang cara-cara membangun masyarakat yang inklusif.
Penyampaian materi dalam kuliah umum ini adalah Prof. Dr. Asrinaldi, S.Sos, M.Si, dosen departemen Ilmu Politik Universitas Andalas merupakan seorang pakar sosiologi yang berpengalaman dalam penelitian multikulturalisme dan pendidikan inklusi. Dalam pemaparannya, beliu memulai dengan menjelaskan konsep dasar inklusi dan multikulturalisme, serta pentingnya membangun generasi yang sensitif terhadap perbedaan. Ia menekankan bahwa generasi yang inklusif adalah kunci untuk mengurangi potensi konflik sosial dan meningkatkan solidaritas antar kelompok.
Selama presentasinya, Prof. Dr. Asrinaldi, S.Sos, M.Si membahas berbagai faktor yang mempengaruhi inklusi sosial, termasuk pendidikan, media, dan lingkungan sosial. Ia menyatakan bahwa pendidikan memainkan peran sentral dalam membentuk sikap dan perilaku individu terhadap keberagaman. Oleh karena itu, sistem pendidikan di Indonesia harus berfokus pada pembelajaran yang menghargai perbedaan, dengan memasukkan materi tentang nilai-nilai toleransi dan kerjasama.
Selanjutnya pemaparan materi oleh Putiviola Elian Nasir, S.S, M.A, membahas pentingnya peran media dalam membentuk persepsi masyarakat tentang kelompok-kelompok tertentu. Media memiliki kekuatan untuk mendukung atau merusak proses inklusi. Dalam hal ini, ia mendorong mahasiswa untuk menjadi konsumen media yang kritis dan bertanggung jawab dalam menyebarkan informasi yang akurat dan positif tentang keberagaman.
Setelah pemaparan, sesi diskusi interaktif dimulai, di mana peserta diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan. Beberapa mahasiswa berbagi pengalaman mereka terkait interaksi dengan teman dari latar belakang budaya yang berbeda.
Dalam diskusi tersebut, Putiviola Elian Nasir, S.S, M.A juga memberikan beberapa langkah konkret yang dapat diambil untuk membangun generasi inklusif. Ia menekankan pentingnya keterlibatan aktif dalam organisasi mahasiswa, kegiatan sosial, dan proyek-proyek komunitas yang mempromosikan keberagaman. Melalui keterlibatan ini, mahasiswa dapat belajar tentang nilai-nilai inklusi secara langsung dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Di akhir acara, Putiviola Elian Nasir, S.S, M.A menekankan bahwa membangun generasi inklusif bukanlah tugas yang mudah, tetapi sangat mungkin dilakukan jika semua pihak saling berkolaborasi. Ia berharap setiap peserta dapat menjadi agen perubahan di lingkungan masing-masing, mendorong sikap saling menghargai dan memahami antar kelompok.
Kuliah umum ini ditutup dengan penyerahan plakat penghargaan dan sesi foto bersama. Kegiatan ini tidak hanya memberikan wawasan baru, tetapi juga membangun semangat kolaborasi dalam menciptakan masyarakat yang lebih inklusif. Dengan harapan bahwa generasi muda yang hadir dapat mengimplementasikan nilai-nilai yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari, kuliah umum ini diakhiri dengan sukses dan meninggalkan kesan mendalam bagi semua peserta.